Dari Buah Hingga Menjadi Biji Kopi
Kopi di masa kini bukan lagi
sekedar produk yang hanya dikonsumsi oleh kalangan atas, sudah banyak produk
kopi instant dalam kemasan yang bisa dikonsumsi semua kalangan masyarakat. Jika
menilik pada sejarahnya, kopi sendiri merupakan salah satu minuman mewah yang konon
pada jaman belanda dulu hanya bisa dikonsumsi oleh bangsawan belanda. Sensasi rasanya
yang luar biasa menjadi candu tersendiri bagi para penikmatnya. Namun di masa
sekarang ini kopi tidak hanya dinikmati dalam bentuk panas, sudah beraneka
ragam jenis kopi yang tersedia di pasaran. Namun tahukah anda bagaimana proses
pengolahan biji kopi itu sendiri?
Jika anda adalah penggemar kopi,
pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah roast bean dan green bean. Roast bean
adalah jenis biji kopi yang sudah di sangrai, sedangkan green bean adalah jenis
biji kopi yang masih mentah dan harus di sangrai terlebih dahul sebelum bisa
digiling dan akhirnya dikonsumsi. Kali ini Wiratech akan membahas mengenai
proses pengolahan biji kopi, mulai dari panen hingga proses penggilingan. Ketahui
juga bagaimana cara mencari tahu biji kopi berkualitas baik dan biji kopi yang
kurang baik. Bagi anda yang tertarik dalam bidang usaha ini ada baiknya untuk
mempelajari proses pembuatan kopi ini terlebih dahulu.
Secara umum dikenal dua cara
mengolah buah kopi menjadi biji kopi, yakni proses basah dan proses kering. Kali
ini kita akan membahas poin poin dalam kedua proses tersebut berserta kelebihan
dan kekurangannya.
Pengolahan dengan
proses basah
Biaya produksi biji kopi dengan proses
basah lebih mahal dibanding proses kering. Proses basah sering dipakai untuk
mengolah kopi arabika karena biaya pengolahan yang dikeluarkan masih sebanding
dengan harga kopi arabika sendiri.
a. Pensortiran buah kopi
Proses
pensortiran buah berfungsi untuk membedakan kualitas biji kopi yang di
hasilkan. Buah kopi yang berwarna merah dan mulu termasuk buah superior dengan
kualitas sangat baik, sedangkan buah yan masih kuning atau hijau termasuk
kedalam buah inferior dengan kualitas cukup baik. Pisahkan pula buah dari
kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat.
b. Pengupasan kulit buah
Kupas
kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas. Terdapat dua jenis
mesin pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin. Selama pengupasan,
alirkan air secara terus menerus kedalam mesin pengupas, fungsinya untuk
melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas dari bijinya.
c. Fermentasi biji kopi
Lakukan
fermentasi terhadap biji yang telah dikupas. Terdapat dua cara, pertama dengan
merendam biji dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji basah dalam bak semen atau
bak kayu, kemudian atasnya ditutup dengan karung goni yang harus selalu
dibasahi. Setelah difermentasi cuci kembali biji dengan air. Bersihkan
sisa-sisa lendir dan kulit buah yang masih menempel pada biji.
d. Pengeringan biji kopi HS
Langkah
selanjutnya biji kopi hasil fermentasi dikeringkan. Proses pengeringan bisa
dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Jika dijemur, tebarkan kopi diatas
alas jemur dan jemur sekitar 2-3 minggu, bulak balik biji kopi setiap harinya.
e. Pengupasan kulit tanduk
Setelah
biji kopi kering, kupas kulit tanduk yang menyelimuti biji. Pengupasan bisa
ditumbuk atau dengan bantuan mesin pengupas (huller). Dianjurkan dengan mesin untuk mengurangi
resiko kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan pada tahap ini disebut biji kopi
beras (green bean).
f. Pensortiran akhir biji kopi
Setelah
dihasilkan biji kopi beras, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk memisahkan
kotoran dan biji pecah. Selanjutnya, biji kopi dikemas dan disimpan sebelum
didistribusikan.
Pengolahan dengan proses kering
Proses
kering lebih sering digunakan untuk mengolah biji kopi robusta.
Pertimbangannya, karena robusta tidak semahal arabika. Peralatan yang
diperlukan juga lebih sedikit dan bisa menghemat biaya produksi. Tahapan pengolahannya
juga tidak jauh berbeda dengan proses basah. Perbedaannya hanya pada proses
fermentasi dimana pada proses kering tidak memerlukan proses fermentasi.
Note :
Usahakan untuk mengeringkan
kopi hingga kadar airnya mencapai 12% agar tidak mudah berjamur.
Kemas kopi dalam karung yang
bersih dan jauhkan dari bau-bauan
Untuk penyimpanan yang lama,
tumpuk karung-karung tersebut diatas sebuah palet kayu setebal 10 cm.
Berikan
jarak antara tumpukan karung dengan dinding gudang.
Kelembaban
gudang sebaiknya dikontrol pada kisaran kelembaban (RH) 70%.
Setelah mengetahui proses
pembuatan mulai dari buah hingga menjadi green bean, anda bisa langsung
mengolah kembali green bean menjadi roast bean, caranya mudah. Masukan green
bean ke mesin sangrai kopi dan biarkan mesin bekerja. Anda juga bisa membuat
bubuk kopi dari roast bean dengan melakukan proses penggilingan dengan mesin
giling kopi. Tentunya akan jauh lebih menguntungkan jika anda menjual
roast bean dan kopi bubuk daripada menjual green bean. Anda juga bisa membuat
kemasan kopi anda sendiri setelahnya. Selamat mencoba!
--RAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar